Silahkan dipilih

Kamis, 20 November 2014

politis

Menurut Pengamat Ekonomi dari Universitas Mataram, Dr M Firmansyah meminta para politisi ikut membantu menenangkan pasar yang saat ini kondisinya mengkhawatirkan akibat semakin panasnya suhu politik di Tanah Air.
Kondisi tersebut terlihat dari nilai tukar Rupiah yang terus mengalami pelemahan. Terakhir tersungkur sampai empat persen atau Rp12.100 per Dollar AS.
Begitu juga dengan indeks harga saham gabungan (IHSG) di bursa efek juga ikut merosot sampai 3,7 persen.
Kondisi tersebut, lanjutnya, diperparah oleh ancar-ancar the FED, Bank Sentral Amerika, untuk menaikkan tingkat bunga acuan mulai tahun depan. 
"Ini dikhawatirkan akan menyebabkan peluang larinya modal ke luar semakin besar," ujar Firmansyah yang juga menjabat sebagai Ketua Pusat Kajian Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Mataram. 
Sementara itu, kata dia, modal asing masih memainkan peran penting dalam perekonomian dalam negeri.

"Memang Bank Indonesia (BI) telah memberikan komitmennya untuk mengamankan Rupiah dari kemerosotan lebih lanjut. Namun pandangan saya, harus diperhatikan persoalan mendasar dari kemorosotan itu," ujarnya.
Menurut Dr M Firmansyah, BI tidak akan efektif memperbaiki ekonomi dalam negeri bila pelaku-pelaku politik belum memberi keyakinan, bahwa politisi tidak akan merongrong kebijakan ekonomi Presiden terpilih ke depan.
Keuntungan bagi pelaku pasar dari instrumen yang akan ditawarkan BI tidak akan cukup bila sisi politik masih dibiarkan liar. 
Firmansyah menambahkan, politisi dalam hal ini KMP yang menguasai parlemen perlu didorong untuk ikut berperan dalam menenangkan pasar, sejalan dengan pendapat mereka membela kepentingan rakyat. KMP perlu menjamin bahwa mereka tidak akan mengganggu kebijakan-kebijakan produktif eksekutif ke depan.
KMP juga perlu memberi pernyataan tegas dan terukur, bahwa mereka akan mendukung program pemerintahan ke depan bila itu baik bagi negara dan rakyat, sehingga penyelamatan ekonomi dari sisi teknis oleh BI bergerak mulus. Begitu juga dari sisi psikologis yang dimainkan oleh politisi juga berjalan. 
Masalah ini harus serius dilakukan dari sekarang, mengingat tahun depan Indonesia akan menghadapi era perdagangan bebas ASEAN. "Serangan perdagangan bebas akan semakin menjatuhkan ekonomi Indonesia bila pada saat yang bersamaan kita masih menghadapi pelemahan fundemantal ekonomi yang merupakan antibodi perekonomian Indonesia," papar Firmansyah.


Jadi menurut saya, perdagangan bebas masih harus dipertimbangkan oleh para politisi juga agar ekonomi indonesia tidak semakin jatuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar